Masih Ada Tuhan
Bukan
salah siapapun jika nyatanya hujanpun tak mampu menghapuskan dosa terkutuk itu,
Nadia terus berlari tanpa menghiraukan petir yang terus saja turun bergantian,
butiran bening yang terlambat terbendung itu begitu saja lenyap menyatu dengan
hujan. “aaaaaaaaarrgggghhhh….” Teriak Nadia sekuat tenaga, “tidak, jangan lagi,
tiddaaaaakk ! jangan ganggu aku, kau telah merebut apa milikku, jangan ganggu
aku lagi !” bayangan lelaki itu tak hentinya muncul dalam pikirnya. lelaki yang
dulu sangat ia cinta, tapi seketika kandas hingga akhir kisah itupun tercipta.
Nadia
adalah anak yang cantik, pandai dan selalu mengikuti nasehat orang tua. Dia
adalah salah satu yang dibanggakan dari desa Nuntunbanyu karena kecantikan dan
suaranya yang merdu, hingga dia menjuarai satu perlombaan menyanyi dan membuatnya
besar kepala yang kemudian semakin berubah ketika ia mulai mengenal Vino cinta
pertamanya. Nadia yang sebelumnya berkata lembut, sekarang berubah menjadi
kasar, bahkan kepada orang tuanya, Nadia mulai berani mengambil uang ayahnya
yang telah di cari dengan susah payah hanya untuk membuat teman-temannya
semakin terkesan dengannya, dia juga
mulai terjerumus ke dalam hal-hal yang sering di alami anak muda jaman
sekarang, “Pergaulan Bebas”. Malam itu Nadia mendapati janji untuk pergi dengan
Vino, “Nak, kamu mau kemana?” Tanya ibu , “hanya pergi sebentar sama Vino” jawab Nadia datar, “pergi kemana? Ini
sudah malam nak.” “udah deh ibu nggak usah banyak tanya ini urusan Nadia” bentak
Nadia, “Astagfirullahaladzim, Nadia ibu hanya takut terjadi apa-apa sama kamu” “Nadia
bisa jaga diri” blak.. dengan amarah Nadia membanting pintu dan berlalu.
setelah kejadian itu Nadia berniat untuk tidak pulang dan memilih menginap di
kontrakan Vino, tapi na’as karena keputusan tersebut Nadia menjadi kehilangan kendali dan
terenggut kesuciannya, sedangkan Vino entah menghilang kemana setelah itu. Nadia
merasa galau dan putus asa dia tak tau lagi apa yang harus dia lakukan , Nadia
tak mungkin pulang ke rumah dia takut dan yang pasti malu kepada keluarganya.
Hujanpun
semakin deras namun Nadia terus saja berjalan hingga akhirnya dia tak sadarkan diri,
kala itu jarang pejalan kaki bahkan tak banyak kendaraan yang berlalu lalang di
jalan yang di lewati Nadia, setelah beberapa menit berlalu, “innalilah, siapa ini ? dia butuh pertolongan
aku harus menolongnya.” Lelaki tersebut segera membawa Nadia untuk sekedar
berteduh di Masjid terdekat. “eghm,, saya di mana? Apakah saya telah meninggal?”
keluh Nadia seusai kesadarannya, “haha, tidak nona anda sedang berada di
masjid, maaf jika saya lancang membawa nona kemari, silahkan minum dulu tehnya
nona pasti kedinginan” ucap lelaki itu, “iya terimakasih banyak, anda baik
sekali (sembari meneguk teh) maaf sebelumnya nama anda siapa? Mengapa anda
menolong saya ? “ kata Nadia “nama saya Mandala, saya menolong anda tidak ada
maksud apapun selain hanya untuk membantu sesama, dan nona? Siapa nama nona? Mengapa
nona berjalan sendiri di tengah hujan petir seprerti ini?” “Nama saya Nadia,
emm saya kabur dari rumah, saya merasa malu bila saya terus saja berada di
rumah orang tua saya” jawab nadia tertunduk lemas, “mengapa harus malu? Jika memamng
ada masalah Nadia bias cerita kepada saya, saya akan menjadi pendengar yang
baik tentunya, dan anda dapat mempercayai saya” “tolong jangan beri tahu
siapapun soal ini, sebenarnya aku malu kepada keluargaku karena aku telah
melakukan kesalahan yang sangat fatal, hhhhhmm (hela nafas Nadia begitu berat)
aku telah kehilangan kesucianku dan lelaki itu kabur entah kemana setelah
merenggut semua itu, aku ternoda, aku kotor.” Kata Nadia dengan penuh amarah di
sertai tangis yang baru terisak. “astagfirullahaladzim, Nadia yang sabar ya,
Allah pasti punya rencana yang terbaik untukmu percayalah bahwa di hidupmu
masih ada Tuhan yang perduli dan mengasihimu “ “Mandala apakah saya masih
pantas untuk berharap bahwa Allah akan memaafkan kesalahanku itu? aku takut
jika nantinya Allah akan memberikan karma kepadaku, terlebih ibuku dia sangat
baik dan menyayangiku, “ tanya yang berarti “ Nadia kamu pasti percaya bahwa
Allah maha pemaaf apabila hambanya bersungguh-sungguh memohon ampunan untuk
bertaubat, jadi jika memang kamu ingin kembali ke jalan yang benar jangan
pernah berfikir gagal dan takut, kembalilah dan dan pulang kepada orang tuamu
di rumah, “ “baiklah mandala aku akan bertaubat dan pulang meminta maaf kepada
keluarga di rumah,” senyum Nadia mengembang seketika dengan rasa semangat di
maknanya, “yasudah, mari kita sholat ashar, ini sudah waktunya” “iya Mandala
terimakasih banyak, anda benar-benar malaikat penolong bagi saya” mandala hanya
membalas dengan senyum ikhlasnya.
Setelah
selesai menunaikan sholat, Nadia berpamitan kepada Mandala untuk pulang ke
rumah dan meminta Mandala untuk mampir bila ada waktu. Sesampainya di rumah
Nadia langsung mencari ibunya dan kemudian bersujud din telapak kaki ibunda “ maafkan
Nadia bu, Nadia memang salah, Nadia memang tidak seharusnya berkata kasar
kepada ibu, maafkan Nadia karena tidak mau menuruti apa kata ibu sampai Nadia
kehilangan kesucian Nadia (Nadia mulai menangis dan mempererat genggamannya di
kaki ibunda) maafkan Nadia bu” “sudahlah nak, bangun, ibu tidak apa-apa itu
semua sudah terlanjur dan tak akan pernah bisa di ulang lagi, kembalilah ke
jalan yang benar dan jangan pernah tinggalkan ibu lagi, “ ucap ibu seraya memeluk
anak perempuannya itu, “terimakasih ibu, Nadia sangat menyayangi ibu” saat itu
tangis bahagia mengelilingi rumah kecil di sudut desa mangkubumi (terimakasih
ya Allah hamba janji akan selalu menjaga keluargaku dan kembali ke jalan-Mu,
terimakasih atas kebahagiaan ini Tuhan , saya tau setiap kesulitan pasti akan
tetap ada kemudahan, Alhamdulillah) Nadia percaya bahwa Masih ada tuhan dalam
hidupnya.
THE END